✔ PERTAMA Tanamkan Tauhid BARU Hormati Orang Tua - Juragan Do'a -->

✔ PERTAMA Tanamkan Tauhid BARU Hormati Orang Tua

Daftar Isi [Tampil]

PERTAMA Tanamkan Tauhid BARU Hormati Orang Tua - Ceramah KH Zainudin MZ | Ada satu peradaban yang berdiri sendiri, bagaimanapun maju dan modern ya kita sekarang, tentu merupakan mata rantai yang berkaitan dari generasi terdahulu. 

Setelah diawal kita membahas apa yang harus diajarkan kepada anak-anak kita, yang pertama pelajaran masalah Tauhid kepada Allah SWT, dan yang kedua setelah tauhid adalah berbakti kepada ibu dan bapak.

Tidak ada satu kebahagiaan yang bisa ditegakkan di dunia ini, tanpa doa tanpa restu daripada ibu dan bapak. Ini Keramat hidup doanya Ibu  dan Bapak diijabah oleh Allah subhanahuwata'ala.

Jadi mendidik anak setelah menanamkan jiwa tauhid adalah menanamkan rasa hormat dan taat berbakti kepada ibu bapaknya itu yang kedua yang harus kita ajarkan kepada anak-anak kita.

PERTAMA Tanamkan Tauhid BARU Hormati Orang Tua


Baca Juga Ceramah Zainudin MZ Sebelumnya: ✔ Celaka! Kita Meniru Barat Bukan Teknologinya, TAPI Budayanya

Kemudian yang ketiga melalui "MODEL

Qur'an mendorong kita untuk mendidik anak menanamkan etika otonom, Apa itu?

"Wahai Hambaku sesungguhnya kalau ada satu kebaikan yang kamu kerjakan, kecil tidak nampak oleh pandangan mata yang zhohir. Yang kecil itu tersembunyi di puncak langit, di dasar bumi yang paling dalam, atau ditengah batu hitam sekalipun Allah pasti mengetahuinya dan pasti akan memberikan balasan yang seadil-adilnya."

Pendidikan apa ini pendidikan moral, menanamkan etika otonom, kau berbuat baik jangan karena dilihat orang, kau tidak mau melakukan kejahatan jangan cuma karena ada polisi, kalau ada polisi kau tidak mau jahat.

Kucing juga begitu, coba lihat kucing taruh ikan asin di piring kaleng, ditongkrongin.. Kucing kalem.. sopan.. tenang.. sedikit kita lengah habis ikan digarap.

Tapi ditanamkan suatu kesadaran bahwa kemanapun kau pergi, apapun yang kau kerjakan, tersembunyi di tengah batu, di dasar bumi, di puncak langit, Allah pasti tahu.

Dalam bahasa yang ringan;

"Kita ini diawasi oleh dua hyper komputer yang maha sensitif, produksi langit mereknya Raqib dan Atid"

Itu komputer yang sangat peka dan sensitif, jangankan kita berbuat kita berniat baik saja komputer sudah nyatet sendiri. Inilah yang orang sekarang namakan pengawasan malaikat.

Kalau hidup sudah merasa diawasi oleh malaikat,  tapi kalau sudah diawasi malah nekat itu yang gagal, atau yang diawasi dan yang mengawasi sama-sama sepakat itu juga bisa cincai.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah 

Dalam pengertian kita muslim, bagaimana hidup ini merasakan diawasi oleh intelektualitas yang tinggi, sekalipun IQ yang nilainya plus, sekalipun disiplin ilmu yang bagaimanapun banyak yang memenuhi benak, kita tanpa diiringi oleh etika otonom orang sering mencari celah dan kesempatan mencari celah dan kesempatan.

Tapi kalau sudah merasa kemanapun saya pergi dimanapun saya berada, kebaikan bagaimanapun sekecilnya saya lakukan, Allah pasti akan memberikan balasan;

Jikalau sebaik-baik balasan yang kita terima, jikalau sejahat-jahat kejahatan yang kita terima. Kalau sudah ke arah ini kita berpikir maka sesungguhnya kalau kita berbuat baik kepada orang lain, hakekatnya kita sudah berbuat baik kepada diri kita sendiri, lalu tidak ada merasa rugi.

Berbuat baik kepada orang karena manakala dia melakukan kebaikan kepada orang lain, artinya dia sudah berbuat baik untuk dirinya sendiri, jadi setelah TAUHID kemudian BERBAKTI KEPADA IBU-BAPAK yang ketiga baru PENDIDIKAN TENTANG AKHLAK tentang moral.

pola ini yang sering terlupakan oleh kita, bahwa bagi kita itu pendidikan tidak lain upaya mencerdaskan otak anak, jangan sampai sebab ini kelihatannya pembangunan makin maju, persaingan hidup makin tajam, tensi ekonomi semakin tinggi. Sementara jumlah tenaga kerja dengan lapangan kerja yang tersedia jauh dari mencukupi.

Jikalau tidak membekali anak dengan pendidikan yang menunjang lapangan pekerjaan, orangtua khawatir, takut sekali Anaknya jadi gelandangan.

Dikhawatirkannya kehidupan dunia ini, sementara dia lupa kalau anaknya bisa jadi gelandangan di akhirat, padahal selama-lamanya gelandangan di dunia paling seumur manusia, itu 60 Tahun, 70 Tahun,  umur orang sekarang 70 Tahun itu sudah sudah luar biasa, tapi kalau harus menggelandang diakhirat, menjadi gelandangan di akhirat, alangkah menyedihkannya.

Apakah akan kita korbankan satu kehidupan yang langgeng, abadi, cuma karena tertipu oleh fatamorgana dan kamuflase. Kita korbankan yang sedikit, kita korbankan yang besar karena kita memilih yang sedikit.

Dalam bahasa Al-Qur'an memang pernah diceritakan, hidup ini hakekatnya perlombaan, dan di dalam perlombaan itu ada yang menang ada yang kalah.

Al-Qur'an lalu memberikan peringatan;

"Kamu telah lalai karena berlomba-lomba memperbanyak harta, mempertinggi pangkat dan kedudukan sampai kamu akan masuk keliang kubur baru sadar"

Baca Juga Ceramah Zainudin MZ Sebelumnya: ✔ Guru Yang Utama Adalah Rumahtangga - Ceramah KH Zainudin MZ

Apalagi kalau nafas sudah sampai di tenggorokan, persis Firaun sudah tenggelam di lautan merah, mau mampus, baru dalam sekaratnya "Kalau begini caranya saya juga percaya kepada Tuhan Musa dan Harun percaya kepada Allah"

Sudah mau mati baru "Kami percaya kepada Tuhan Nabi Musa kata Firaun" Malaikatul maut kesel bener dilelepin terus di laut, mampus tuh sekalian..

Hidup ini memang kita berlomba berlomba dengan waktu, berlomba dengan umur, berlomba dengan tenaga. Yang jangankan kita sampai mundur, berhenti saja sejenak kita akan ditinggalkan oleh Yang Lain.

Tiada Kata mundur! Bahkan tiada kata berhenti, sekali kita melangkah melangkahlah terus, tapi berlombalah seperti yang dikehendaki Al-Qur'an "Fastabiqul Khairat" berlomba-lombalah di dalam kebajikan. Jangan berlomba-lomba di dalam kemaksiatan, kemungkaran, kejahatan. Berlombalah dalam urusan kebaikan.

Salam - Juragan Doa


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel